Sambungan Kayu Memanjang
A) SAMBUNGAN BIBIR LURUS
Digunakan bila seluruh batang dipikul, umpamanya balok tembok. Pada sambungan ini kayunya sangat diperlemah karena masing-masing bagian ditakik separuh kayu. Ketetapan kedudukan dicapai dengan memaku dengan paku usuk miring dan dianker dengan baut anker Ø10 mm dalam tembok yang dipasang dengan spesi 1 bag. Semen Portland dan 2 bag. Pasir
B) SAMBUNGAN KAIT LURUS
Sambungan kait lurus ini digunakan bila diharapkan aka nada gaya tarik yang timbul. Gaya tarik diterima oleh bidang kait tegak sebesar L x 1/5 T x ð tk ( tegangan tekan yang diizinkan pada kayu/serabut) dan oleh bidang geser mendatar sebesar L x 1/4 T x ð gs ( tegangan geser yang diizinkan pada kayu)
C) SAMBUNGAN BIBIR MIRING
Sambungan bibir miring digunakan untuk menyambung gording pada jarak 2,50 m atau 3,50 m dipikul oleh kuda-kuda. Mudah diketahui bahwa sambungan tidak ditengah-tengah antara dua pemikul. Demikian juga tidak boleh dipasang di atas kuda-kuda dan tepat di atas kuda-kuda, karena gording sudah diperlemah dengan takikan pada kuda-kuda dan tepat di atas kaki kuda-kuda gording menerima momen negatif yang dapat merusak sambungan. Jadi sambungan ditempatkan pada peralihan momen positif ke momen negatif besarnya = 0. Penempatan sambungan pada jarak ± 10 cm dari kuda-kuda. Letak bibir pemikul yang harus didekat kuda-kuda, bukan bibir penutup
D) SAMBUNGAN KAIT MIRING
Sambungan ini seperti pada sambungan bibir miring diterapkan pada gording yang terletak 5 atau 10 cm dari kaki kuda-kuda yang berjarak 2,50 atau 3,50 m. Gaya tarik yang mungkin timbul, diterima oleh bidang geser saja sebesar B x a x ð gs (tegangan geser yang diizinkan pada kayu), sedang a = garis datar ujung kait di tengah
E) SAMBUNGAN KUNCI SESISI
Sambungan kunci ini digunakan pada konstruksi kuda-kuda untuk menyambung kaki kuda-kuda maupun balok tarik. Kedua ujung balok yang disambung harus saling mendesak rata. Dalam perhitungan kekokohan bantuan baut tidak diperhitungkan. Ketahanan tarik dihitung :
1) Dengan tahan tarik pada penampang bagian batang yang ditakik yaitu (T-a) x L x ð te (ð tr = tegangan tarik yang diizinkan pada kayu. Untuk kayu jati ð tr = 100 kg/cm2)
2) Daya tahan tekan dari kait sebesar a x L x ð tk, ð tk untuk kayu jati = 100 kg/cm2
3) Daya tahan geser dari kait sebesar b x L x ð gs, ð gs jati = 20 kg/cm2
Dari ketiga hasil daya tahan tersebut diatas diambil yang terkecil, itulah daya tahan batang tarik. Pengaruh baut-baut tidak dihitung, hanya untuk menjepit. Pada umumnya panjang kunci 100 cm dan panjang takikan 25 cm, dalam takikian 2 cm. Jika tepat pada kedua ujung batang dihubungkan dengan sebuah batang makelar, memerlukan lobang untuk pen, yang berguna untuk penjagaan menyimpangnya batang. Sudah barang tentu bila terdapat lubang untuk pen, disitulah bagian tarik yang terlemah.
contoh gambar :
SAMBUNGAN BIBIR LURUS
SAMBUNGAN KAIT LURUS
SAMBUNGAN BIBIR MIRING
SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT